Article Detail

TK Santo Yosef Lahat Juarai 5R dalam Carolus Day Tahun ini

Akrab di telinga kita dengan istilah 3R: Reduce (mengurangi penggunaan barang yang tidak penting, hanya memakai dan menyimpan barang yang penting saja), Reuse (memakai kembali/memperpanjang masa pakai), dan Recycle (mendaur ulang) seperti yang sudah dipraktekkan oleh TK Santo Yosef Lahat. Misalnya, beberapa hiasan dinding kelas terbuat dari gelas plastik bekas minuman, vas bunga hidup dari botol bekas minuman, plastik bekas bungkus deterjen, plastik bekas bungkus minyak goreng, dan ember bekas cat untuk polibag atau pot tanaman. Istilah tersebut sangat erat kaitannya dengan gerakan 5R yang telah, sedang, dan akan selalu diterapkan di unit karya ini.

 

Kali ini, dengan bangga TK Santo Yosef bisa tersenyum merdeka karena bisa meraih mimpi, memenangkan kejuaraan lomba 5R dalam rangka Carolus Day 2014. Apa saja yang membuat sekolah ini juara? Bagaimana cara sekolah menerapkan gerakan ini?

Implementasi 5S/5R di TK Santo Yosef Lahat

  1. SEIRI/RINGKAS (Proper arrangement)

Sayang rasanya untuk membagi kepunyaan kita yang sudah tidak terpakai, yang hanya menumpuk tak berarti di almari. Apalagi membagi benda kesayangan yang sebenarnya tidak perlu. Misal: sepatu, boneka, tas, bahkan pakaian layak pakai yang sudah sempit. Padahal barang-barang tersebut akan lebih bermanfaat bila disumbangkan pada orang yang lebih membutuhkan. Di samping itu tempat tinggal menjadi lebih ringkas karena hanya ada benda-benda penting yang ada di lingkungan sekitar. Begitu pula perlengkapan kerja di kantor, kita harus bisa membedakan mana yang perlu dan mana yang tidak perlu.

 

Secara berkala, unit TK mengadakan kerja bakti. Misalnya: memilah arsip-arsip lama untuk disimpan di gudang atau ditimbun atau dibakar bila sifatnya rahasia, membuat amplop dari kertas bekas untuk berbagai keperluan, reuse buku agenda/buku tulis lama yang masih kosong, mengumpulkan sampah organik untuk dibuat pupuk kompos, memanfaatkan bekas bungkus sabun cair untuk dijadikan polibag, memakai kembali ordner lama yang sudah puluhan tahun dengan mengelap dan menjemurnya supaya tidak jamuran dan layak pakai. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penumpukan barang. Jadi, hanya ada barang-barang penting saja yang tertata di atas meja kerja karena barang yang tidak perlu sudah disingkirkan.

 

  1. SEITON/RAPI (Orderliness)

Erat kaitannya dengan ringkas, ke – rapi – an akan sangat memudahkan kita menemukan barang dan segera memakainya. Misalnya, impraboard yang didesain sedemikian rupa untuk mempermudah dalam menyusun alat tulis/alat kerja seperti pena, tipe – ex, pensil, penghapus, gunting, penggaris, dll.

 

TK Santo Yosef sangat terkesan dengan beberapa masukan dari Kepala Balai Pengobatan Saint Yosef, Sr. Thresmiati CB pada penilaian lomba 5R tahun lalu. Beliau mengajak untuk menerapkan recycle demi menciptakan kerapian. Berdasar pengalaman di unit karyanya: “Banyak kardus tebal bekas bungkus obat di gudang, saya coba pakai barang itu sebagai pengganti impraboard dan memberi aksesoris di atasnya dengan karpet. Rapi dan cantik, kan?” Benar, impraboard atau barang penggantinya yang didesain dengan rapi sangat mempermudah kita dalam menemukan alat-alat tulis/kerja yang dibutuhkan. Kita tidak akan kehilangan banyak waktu hanya karena mencari sebuah pena. Demi kesehatan pula, bahwa sikat WC harus diletakkan rapi di tempat khusus, seperti di dalam ember kecil yang sudah diberi obat antikuman.

 

  1. SEISO/RESIK (Cleanliness)

Banyak di antara kita selalu ingin tampil menarik, resik, dan cantik. Bagaimana caranya? Mudah. Hanya dengan mandi secara teratur minimal 2(dua) kali sehari. Tampil resik dan cantik akan sia-sia jika lingkungan sekitar banyak benda yang tidak bersih, tidak bermanfaat, menumpuk, terkesan kumuh, bahkan menjadi sarang penyakit. Rugi, kan tampil cantik tapi penyakitan gara-gara lingkungan kerja atau lingkungan sekolah/kelas yang tidak bersih? Perlu diketahui ke – resik – an berpengaruh pada tingkat kualitas kerja/belajar. TK Santo Yosef tiada bosannya memilah sampah dan memanfaatkannya demi kebersihan dan kesehatan. Hal ini tampak secara rutin kerja bakti dan ditambah adanya mesin/pabrik penghancur kertas dan pengolah sampah organik di Kantor Wilayah.

 

  1. SEIKETSU/RAWAT (Cleaned Up)

Budaya merawat memang memiliki pengaruh yang sangat besar pada lingkungan. Dengan merawat kita bisa menghemat. Misal, telepon, mesin fax, meja, kursi, almari, kendaraan, pakaian, sepatu, dan tas yang sering dibersihkan/dilap akan lebih awet dan sedap dipandang. Bayangkan jika benda-benda itu penuh noda dan debu karena tidak dirawat. Selain mudah rusak, kita akan berfikir untuk menggantinya dengan yang baru. Boros, kan? Budaya mengelap komputer, meja, kursi, almari, mesin fax, dan sebagainya sudah diterapkan di kantor wilayah setiap sebelum dan sesudah bekerja. Perawatan ini disarankan memakai lap basah/lembab seperti kanebo karena lebih baik dari kemoceng, karena kemoceng hanya memindahkan debu bukan menyerap. 

 

  1. SHITSUKE/RAJIN (Discipline)

Apa pentingnya SHITSUKE jika hanya ketika dilihat pimpinan?

 

Yang paling penting adalah 5R bukan lagi sebuah kewajiban namun kebutuhan seperti halnya makan, minum, dan mandi. Selamat bagi keluarga besar TK Santo Yosef yang telah memenangkannya!

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment